Cantiknya Bunga Api

Suatu hari, Omar, Hana, Papa dan Mama sedang naik mobil. Omar dan Hana membayangkan mereka sedang naik pesawat luar angkasa. Mereka hendak pergi untuk melihat pertunjukkan kembang api bersama. Omar dan Hana bingung karena mereka tidak tahu apa yang dimaksud kembang api, karena mereka belum pernah melihat sebelumnya. Papa dan Mama pun menjelaskannya. Mereka pun berangkat sambil bernyanyi:

Bismillahirohmannirohim. Kami suka bunga api, sungguh cantik berwarna-warni. Menerangi langit malam, menikmati keindahan alam. Luangkan masa bersama, mesti Omar Hana gembira. 

 

Di perjalanan ternyata sangat macet. Papa pun mencari jalan pintas untuk menghindari macet. Mereka melanjutkan perjalanan sambil bernyanyi kembali.

Papa kan sudah berjanji, serta ucapkan Insya Allah. Untuk usaha tepati, janji yang telah diberi tadi. Papa sudah berusaha, cari jalan lain segera.

 

Namun ternyata jalan pintas itu ditutup. Papa pun mencari jalan lain. Hingga akhirnya mereka tersesat. Omar dan Hana pun mulai bosan karena tidak kunjung sampai di tempat pertunjukan kembang api. Mereka pun berdoa kembali:

Bila dalam kesusahan, doa agar Allah mudahkan. Rabbi yassir wala tu’assir, rabbi tammim bil khoir. Ya Allah mudahkan, hindarkan kesusahan, akhiri dengan kebaikkan.

 

Namun tiba-tiba, mobil oleng dan bergoyang-goyang. Ternyata ban mobil bocor. Papa lalu turun dari mobil untuk memperbaiki ban mobil. Omar dan Hana pun semakin sedih. Mama pun menasihati Omar dan Hana bahwa Papa dan Mama ingin mengajak Omar dan Hana untuk melihat kembang api, tapi kita hanya bisa berencana dan berusaha. Selebihnya Allah yang menentukan. Dan ketentuan Allah lebih indah dari yang kita bayangkan.

 

Tiba-tiba dari kejauhan terdengan suara ledakan. Ternyata dari kejauhan terlihat kembang api meluncur ke langit dan terlhat sangat indah dari tempat mereka. Omar, Hana, Papa dan Mama pun turun dari mobil dan menikmati pemandangan indahnya kembang api dari kejauhan. Omar dan Hana pun takjub dan kagum dengan cantiknya kembang api.

Kita merancang, Allah yang menentukan, akhiri dengan kebaikan. Alhamdulillah.

 

Tamat.

Main Basikal

Suatu hari, Omar dan Hana sedang bermain gerobak troli di halaman rumah. Mereka membayangkan seolah-olah sedang naik mobil offroad. Hanna meminta Omar untuk segera menjalankan mobilnya. Namun Omar mengajak untuk membaca Bismillah terlebih dahulu sebelum jalan. Mereka pun membaca Bismillah bersama lalu mulai menjalankan mobil sambil menyanyikan lagu doa naik kendaraan.

Subhaanalladzii sakkhara lanaa hadza wama kunna lahu muqriniin wa-inna ilaa rabbina lamunqalibuun

 

Tiba-tiba Papa datang dan memberikan kejutan, yaitu dua buah sepeda masing-masing untuk Omar dan Hana. Mereka pun sangat senang. Papa mengajak Omar dan Hana untuk bermain sepeda di taman. Mereka bertiga pun pergi ke taman.

 

Sesampainya di taman, Papa bertanya kepada Omar dan Hana, sebelum naik sepeda apa yang harus dilakukan lebih dulu. Omar pun menjawab bahwa harus baca doa naik kendaraan terlebih dahulu. Papa pun membenarkan jawaban Omar dan menambahkan bahwa sebelum naik sepeda harus menggunakan alat keselamatan. Omar dan Hanna pun membaca doa naik kendaraan sambil memakai helm.

Subhaanalladzii sakkhara lanaa hadza wama kunna lahu muqriniin wa-inna ilaa rabbina lamunqalibuun.

 

Omar langsung mengayuh sepedanya dengan kencang. Omar nampak sudah ahli naik sepeda, meskipun masih menggunakan roda bantu. Sedangkan Hana masih kesusahan untuk mengayuh sepeda, Hana terlihat keberatan mengayuh pedal sepedanya. Omar menyindir Hana yang masih belum bisa naik sepeda dengan benar.

 

Melihat itu, Papa pun berinisatif untuk melepas salah satu roda bantu sepeda Omar. Omar menjadi kesulitan bermain sepeda. Hana pun menyindir balik omar yang kesulitan naik sepeda. Mereka pun berusaha keras untuk berlatih main sepeda, dan akhirnya mereka bisa naik sepeda dengan mahir.

 

Sampai suatu tempat, Omar dan Hana melihat jalanan yang menurun. Hana takut untuk melewati jalan menurun itu. Lalu Omar mengajak Hana untuk membaca doa naik kendaraan sebelum melewati jalan menurun itu. Mereka pun membaca doa bersama

Subhaanalladzii sakkhara lanaa hadza wama kunna lahu muqriniin wa-inna ilaa rabbina lamunqalibuun

 

Setelah membaca doa, mereka melewati jalan menurun itu. Hana berjalan berhati-hati, sedangkan Omar berjalan sangat kencang. Hingga akhirnya Omar terjatuh. Omar pun ditolong oleh Papa. Papa mengingatkan kepada Omar bahwa meskipun sudah membaca doa, Omar tetap harus berhati-hati dalam mengendarain sepeda.

 

Tamat.

Rumah Pokok

Suatu hari Omar dan Hana sedang bermain di kamar. Mereka bermain peran seperti seorang bajak laut. Mereka menggunakan keranjang seolah-olah sebagai kapal. Sedangkan Mimi berperan seolah-olah sebagai monster laut. Diceritakan monster laut akan menyerang Omar dan Hana. Mereka pun ketakutan. Tiba-tiba Papa dan mama masuk ke dalam kamar, Omar dan Hana pun menceritakan permainan mereka. Mereka pun tertawa bersama.

 

Kemudian Papa mempunya ide untuk membuatkan rumah pohon berbentuk kapal bajak laut. Agar Omar dan Hana dapat bermain di luar rumah. Omar dan Hana pun sangat senang mendengarnya. Mereka langsung membayangkan hebatnya rumah pohon itu. Omar ingin menjadi kapten dan menggunakan teropong untuk melihat pulau. Dia juga ingin memasang bendera besar di kapal. Sedangkan Hana ingin menjadi pengemudi kapal.

 

Omar, Hana, Papa dan Mama lalu membuat rumah pohon bersama-sama. Papa Mama membuat rumah pohon berbentuk kapal bajak laut. Sedangkan Omar Hana membuat hiasan dan bendera bajak laut. Mereka sambil bernyanyi.

Mama sayang Omar Hana selamanya. Papa sayang Omar Hana sentiasa. Allahummaghfirli Dzunubi Waliwalidayya Warhamhumma Kama Robbayani Soghiro.

Rumah pohon pun akhirnya selesai dibuat. Omar dan Hana pun sangat senang.

 

Tapi tiba-tiba, hujan turun dan angin bertiup sangat kencang. Rumah pohon pun roboh. Mereka lalu masuk ke dalam rumah. Omar dan Hana sedih. Mereka hanya bisa memandangi rumah pohon yang rubuh dari balik jendela di dalam rumah.

 

Papa Mama sedih melihat Omar dan Hana sedih karena rumah pohonnya rubuh. Lalu Papa Mama berinisiatif untuk membuatnya kembali di malam hari selagi Omar Hana tidur. Papa Mama membuat rumah pohon sambil bernyanyi.

Mama sayang Omar Hana selamanya. Papa sayang Omar Hana sentiasa. Allahummaghfirli Dzunubi Waliwalidayya Warhamhumma Kama Robbayani Soghiro.

 

Keesokkan paginya, karena kecapekan, Papa pun sakit demam dan batuk. Dengan kondisi badan Papa yang sakit, Papa dan Mama pun memberi kejutan kepada Omar dan Hana dengan memperlihatkan rumah pohon yang sudah diperbaiki. Omar dan Hana pun sangat senang, mereka berterimakasih kepada Papa Mama.

 

Tiba-tiba Papa pun jatuh karena sakit. Mereka lalu membawa Papa ke dalam rumah untuk mengobati Papa. Mama pun juga sedikit batuk pilek. Mama meminta Omar dan Hana untuk bermain di rumah pohon. Tapi Omar dan Hana lebih memilih menemani Papa yang sedang tidur istirahat. Omar dan Hana pun ikut tertidur di samping Papa.

 

Setelah beberapa jam Papa istirahat, Papa pun terbangun dan telah sembuh. Papa bingung melihat Omar Hana yang tidur di samping Papa. Mama memberitahu kalau Omar Hana menunggu Papa bangun untuk bermain bersama. Omar dan Hana pun ikut terbangun. Papa lalu mengajak Omar dan Hana bermain rumah Pohon. Omar dan Hana pun sangat semangat dan senang.

 

Omar, Hana, Mimi, Papa dan Mama pun bermain peran bajak laut bersama-sama sambil bernyanyi.

Allahummaghfirli Dzunubi Waliwalidayya, Warhamhumma Kama Robbayani Soghiro. Sayangilah kami semua selamanya. Alhamdulillah.

 

Tamat.

Papa Boleh

Suatu hari, Omar, Hana, Papa dan Mama sedang berlibur di pegunungan bersalju.

Di arena bermain ski Mama mendorong Omar dan Hana di grobak, Papa bermain papan seluncur sendiri dan menghampiri mereka dengan beratraksi.

Omar dan Hana: wiiiih hebatnya papa.

Papa: mestilah hehehe

Omar: papa naek apa tu?

Papa: inilah papan luncur, heheh.

Lalu tiba2 angin menerbangkan kertas ke muka papa. Dan membuat papa terjatuh. Lalu papa melihat kertas itu. Ternyata adalah pengumuman pertandingan papan seluncur.

Papa: Ya allah? Wooo woo wooo

Omar, mama dan Hana: tertawa hehehe

Omar dan Hana: apa tu papa? ….

Papa: ada pertandingan papan seluncur

Omar dan Hana: masuklah papa, nanti mesti papa menang.

Papa: eeeee, papa tak yakin lah papa menang.

Mama: menang kalah tu tak penting, yang penting kita coba dan berusaha, Allah kan suka orang yang berusaha

Papa: oke papa akan masuk bertanding.

Semuanya: jum berlatih!

Papa: jum.

 

Papa pun mulai berlatih. Berkali-kali Papa terjatuh dan lalu bangkit lagi dan mencoba berlatih lagi. Omar Hana pun menyemangati Papa.

Omar dan Hana: papa boleh…

 

Lalu ada seseorang yang melakukan atraksi melompat dengan tinggi. Omar Hana pun kagum. Dan meminta Papa melakukannya juga. Papa pun melakukan dengan ragu-ragu.

Omar dan Hana: waaaaaah papa, papa, papa boleh buat macam tu tak?

Papa: haaaa haaa (papa kebingungan) Insyaallah, mesti lah boleh.

Papa: bismillah papa mulai ni?

 

Papa mulai berseluncur dan jatuh tersandung batu, lalu papa mulai lagi, dan gagal lagi, lalu papa mulai lagi dan saat papa berseluncur kencang ada seekor tupai di depan papa dan papa pun menghindarinya dan akhirnya jatuh.

Papa: duuuuuh

Semuanya: ya ampun papa!

Papa: uuuuh sakitnya.

Semuanya: papa? Papa oke keh?

Papa: papa oke jee.

 

Lalu papa meluncur lagi kembali dan terus belajar dan belajar lagi sehingga papa akhirnya bisa salto belakang menggunakan papan seluncur.

Semuanya: (bernyanyi) wahai papa bersabarlah, jangan berputus asa, terus berusaha jangan mengalah, pasti Berjaya, mari kami tolong bangunlah berdiri, mari kami tolong meluncur kedepan, jika kita bersabar, tidak mudah putus asa, pasti Allah akan suka, kita juga gembira. Papa boleh.

 

Pertandingan pun dimulai. Papa mulai mendapat giliran untuk bertanding. Mama Omar dan Hana pun memberi dukungan.

Mama: insyaallah papa boleh Papa: haa terima kasih.

Papa: bismillah

Di lompatan pertama Papa akhirnya berhasil melompat dengan indah.

Semuanya: (bernyanyi) alhamdulillah bagusnya, papa sudah sedia, terus usaha, kita berdoa pasti berjaya.

Pembawa acara: oooo tampaknya dia berjaya di pusingan pertama.

Di lompatan kedua Papa juga berhasil melompat dengan indah.

Pembawa acara: oooo tampaknya Dia berjaya di pusingan kedua

 

Pada mau lompatan yang ketiga papa merasakan kalau ada yang tidak beres dengan kakinya. Papa pun mulai berseluncur dan pada saat antraksi di udara kaki papa kesakitan dan membuat papa jatuh dari papan seluncurnya.

Pembawa acara: ooooh sayang sekali dia terjatuh…

Papa: aduuuh uhh… (kesakitan)

 

Dan dari keramaian terdengar suara Omar memberi papa semangat. Setelah semuanya berkumpul

Mama: Menang Kalah Tu Tak Penting, yang penting kita coba Dan berusaha.

Omar dan Hana: hebatnya papa Tadi, papa buat itu, papa buat ini.

Papa: hehehe

Tamat

 

Omar Dan Hana: Assalammualaikum kawan-kawan, bila kita berusaha, dan coba, cobaLagi, insyaallah kita akan berjaya, macam papa hehehe, Alhamdulillah

 

Mari Beri Salam

Suatu hari Omar dan Hana bersama papa berada di halaman rumah dan ingin masuk kedalam rumah, lalu Omar dan Hana melihat seorang anak perempuan bersama Ayahnya lewat di depan rumah. Mereka hanya saling tatap-tatapan saja, dan berlalu seperti itu saja. Lalu papa bingung dan merasa ada sesuatu yang salah, yaitu tidak saling sapa dengan salam. Lalu Papa berinisiatif untuk mengajarkan Omar Hana memberi salam, dengan cara menyapa dan memberi salam petugas kebersihan yang sedang menyapu jalan di depan rumah mereka.

Papa: “salammualaikum”

Petugas kebersihan: “waalaikumsalam”

Papa: “gak ke festival cake keh?”

Petugas kebersihan: “kejab lagi saye pigi, ade kerja lagi”

Papa: “oooo, selamat bekerja,”

Petugas kebersihan:   “terima kasih, assalammualaikum”

Papa: “waalaikumsalam”

 

Omar dan Hana pun bingung dan bertanya kepada Papa.

Hana: “papa siapa tu?”

Omar: “papa kenal keh?”

Papa: “papa tak kenal, papa baru kenal tadi”

Hana: “haaaa?”

Omar: “macam mana papa boleh kenal?”

Papa: “(bernyanyi) wahai Omar Hana, jum kite beri salam kepada semue supaya lebih mesre.”

Omar dan Hana: “oooo nak beri salam juga laah.”

 

Setelah masuk ke rumah, Omar Hana bertemu dengan Mama. Mama pun meminta tolong kepada mereka.

Mama: “mama buat mavin untuk Festival cake.”

Omar dan Hana: “wooooooooow”

Mama: “boleh    tolong    antar kesane, sebelum senja tau.”

Omar dan Hana: “senja?”

Mama: “senja    tu    betul-betul sebelum malam”

Omar dan Hana:   “oooo   oke Mama.”

 

Lalu papa bersama Omar dan Hana mengantarkan cake ke festival tersebut dan melewati rumah Uztadz Musa, dan mereka melihat Uztadz Musa sedang di halaman rumahnya. Omar dan Hana pun memberi salam kepada Ustadz Musa.

Omar dan Hana: “asslammualaikum Uztadz Musa.”

Ustaz Musaz: “waalaikumsalam.”

 

Di perjalanan, Omar dan Hana melewati taman bermain dan bertemu anak yang tadi mereka bertemu saat di halaman rumah Omar dan Hana. Papa lalu menyuruh mereka untuk menyapa dan memberi salam. Anak itu pun juga menyapa. Mereka saling berkenalan. Namanya Yuki.

Papa: “ehem, (bernyanyi) wahai Omar Hana, jum kite beri salam”

Omar dan Hana: “aaaa laaa”

Papa: “kepada semue”

Omar dan Hana: “supaya lebih mesre.”

Omar dan Hana: “assalammualaikum”

Yuki: “waalaikum salam”

Omar: “saya Omar”

Hana: “saya Hana”

Yuki: “saya yuki”

Omar dan Hana: “oooooo”

Yuki: “Omar dan Hana nak pigi festival cake keh?”

Omar: “aaa, kena antar cake ni sebelum senje laa”

Yuli:     “yeekeeh,     baik     pigi sekarang”

Omar dan Hana: “oke kami pigi dulu, assalammualaikum”

Yuki: “waalaikum salam.”

Papa: “waah Omar dan Hana dapat kawan baru laa?”

Omar dan Hana: “baru kenal tadi, Hehehe”

 

Dalam perjalanan ke tempat festival cakem, tiba-tiba roda gerobak yang di tarik oleh Omar untuk di bawa ke acara fetival masuk ke dalam lubang. Saat papa mencoba menariknya malah penariknya copot dan papa mencoba lagi dan akhirnya penarik beserta rodanya ikot copot. Dan mereka mendengar suara dari tempat acara Festival.

Panitia: “perhatian kepade semua peserta festival cake mohon antarkan cake dengan segera, festival akan bermula sebetar lagi!”

Papa: “haaaaa?”

Omar dan Hana: “macam mana ni?”

 

Lalu datang lah petugas kebersihan yang bersihkan jalan tadi, yang di sapa oleh ayah Omar dan Hana.

Petugas kebersihan: “assalammualaikum, kenapa ni?”

Papa: “Troller kami rusak”

Petugas kebersihan: “boleh saya tolong?”

Papa, Omar dan Hana: “waaaaah boleh-boleh”

 

Petugas kebersihan tersebut memasang semua bagian-bagian troller yang copot. Dan troli siap digunakan kembali.

Petugas kebersihan: “okee dah siap”

Omar: “Alhamdulillah”

Papa: “terima kasih”

Petugas kebersihan: “same-same, mari saya tolong angkat”

Papa: “jum kita dah terlambat ni” Hana: “lalalalalaa tak sabar nak makan cake.”

 

Mereka lalu melanjutkan perjalanan ke festival cake. Tapi Hana meninggalkan cake di jalan, Hana tidak sadar. Sesampainya di festival cake, mereka memberi salam kepada semua orang.

Semua:  (bernyanyi) “assalammualaikum, waalaikumus   salam, selamat sejahtere kepada kamu semua. Marilah semue mari     ucapkan salam, sayangi semua nanti Allah sayang.”

Papa: “eeh Hana, mana bakul cake Hana?”

Hana: “eeeeh? Haaa, heee, situu tak sana mmmmmm, Hana tak ingat.”

Papa: “tak pe Hana jum kita cari”

 

Tiba-tiba, Yuki datang dan membawa cake milik Hana yang tertinggal.

Yuki: “assalammualaikum,”

Papa, Omar dan Hana: “waalaikum salam”

Yuki: “ni punya Hana kan, yuki jumpa di atas kurisi tadi”

Hana: “hmmmmm terima kasih yuki.”

Panitia: “perhatian semue, ayo cuba rasa semua cake.”

Tamat.

 

Omar dan Hana: “assalammualaikum, hay kawan- kawan tau tak? Bile beri salam kite lagi mesre, betul tu dapat kawan baru hehehe, Alhamdulillah.”

Misi Puasa

Suatu hari, di rumah Omar dan Hana, mereka baru saja pulang dari sekolah.

Omar: “esok kan bulan puasa, cekgu Laila kata, puasa tu satu misi hebat. Sebab tu orang puasa hebat.”

Hana: “betul, betul, betul”

Mama: “waaaaaaa”

Omar: “mama, Omar nak puasa laah, sebab Omar pun nak jadi hebat.”

Hana: “Hana pun, Hana pun,”

Papa: “haaa kalo nak puasa, kena bangun sahur tau!”

Omar: “tak pe papa Omar kan hebat, Omar boleh bangun sahur”

Hana: “Hana pun!”

 

Keesokan paginya, Omar Hana, Papa dan Mama pun makan sahur bersama. Setelah makan sahur, Omar dan Hana pun akhirnya berpuasa.

Semua: “(bernyanyi) bangun pagi dan sahur, niat untuk puasa, dari subuh ke magrib, tahan lapar dahaga, bile kite puasa, kite jadi hebat, mari kite puasa Allah sayang kan kite.”

 

Siangnya, Omar dan Hana pergi sekolah. Di sekolah Omar dan Hana tebayang idup dikelilingi dengan makanan, buah-buahan dan lain sebagainya. Lalu teman Omar, Nuru, datang dan menawarkan makanan kepada Omar dan Hana.

Nuru: “Omar dan Hana nak tak?”

Omar dan Hana: “haaaaa mmm”

Omar: “tak pe lah nuru, Omar puasa”

Hana:   “haaaaa (sengan muka lesu).”

 

Omar dan Hana pulang kerumah dengan badan yang letih, lesu  dan lapar. Lalu Hana melihat mimi sedang makan paha ayam, lalu Hana tebayang paha ayam yang begitu besar dan tak lama kemudian terdengarlah azan dan menghilangkan semua bayangan Hana.

Hana: “waaah dah buka puasa!”

Mama: “eeeh belum lagi, itu azan zuhur hehehe”

Hana: “haaaa huuft (bernyanyi) mama Hana tak tahan, Hana nak buka puasa, Hana nak makan boleh tak Hana bebuka?”

Mama:   “mestilah boleh Hana, Hana kan kecil lagi, bagusnya anak mama dah cuba tuk puasa”

Omar: “haaaa?”

Mama: “Omar pun nak makan keh?”

Omar: “mmmm”

Omar hanya bisa membayangkan makanan.

 

Setelah salat zuhur. Omar ingin main dengan temannya.

Mama: “Omar Hana nak tidur kejab tak?”

Omar: “Omar tak nak tidor, Omar nak main dengan ravin boleh?”

Mama: “boleh hati-hati yee!”

 

Omar akhirnya bermain bola bersama Ravin.

Ravin: “tak peu keh Omar main? Omar kan puasa?”

Omar: “tak peu Omar boleh main,

Omar kan hebat!”

 

Setelah semua beberapa mereka bermain bola, dan mulai kelelahan. Ravin tidak berpuasa, dia lalu minum karena haus. Omar pun berusaha tidak tergoda dari air minuman milik ravin.

Ravin: “Omar saya minum air ye?”

Omar: “okey…?? Eeee aaaaa”

Omar pun pulang kerumah dan melihat mama sedang membuat minuman dingin dan membayangkan Omar sedang berakit di atas air jus yang banyak sekali, lalu tiba-tiba terdengar suara azan.

Omar: “haa? Dah buka puasa?”

Mama: “eeeh belum lagi Omar, itu azan ashar.”

Omar: “haaaa?”

Mama: “sikit lagi nak berbuka, Omar sabar yee, tapi kalo Omar tak tahan tak pe.”

Omar: “(bernyanyi) bile kita puasa, kita jadi sabar, bile kita bersabar, kita jadi hebat. Tak pe mama Omar boleh sabar sebab Omar kan hebat”

Mama: “heheheh, oke jum salat ashar.”

 

Menjelang maghrib, Mama sedang menyiapkan makanan untuk buka puasa. Mama meminta Hana untuk mencicip makanan. Karena Hana tidak puasa.

Mama: “Hana coba rasa ini?”

Omar pun hanya bias melihat Hana mencicipi makanan dengan sabar. Akhirnya adzan maghrib pun terdengar.

Allahhuakbar allahuakbar…

Semuanya: “amiiiiin,

Omar langsung  memakan semangka yang di depannya.”

Mama: “Omar? Seronok tak Omar rasa puasa hari ini?”

Omar: “alhamdulillah Omar rasa hebat.”

Hana:   “Hana  pun   nak   puasa macam abg Omar lah

Mama: hehehhe, oke Hana.”

Semuanya: “(bernyanyi) bile kita puasa kita, kite jadi sabar, bile kita bersabar, Allah sayangkan kita.”

Tamat.

Omar dan Hana: “Asslammualaikum, kawan-kawan tau tak, bila puasa kita jadi sabar, bila sabar kita jadi hebat, heheheAlhamdulillah.”

Mulakan Dengan Bismillah

Suatu hari, Omar, Hana, Faris dan kawan-kawan sedang bermain pingpong di sekolah. Tapi Faris kesusahan bermain, dia pun kesal. Omar dan Cikgu pun memberi tahunya untuk baca bismillah dulu. Akhirnya Faris pun bisa.

Omar: “sabar faris”

Cekgu: “eeeh kenapa ni?”

Faris: “susah lah nak main balon ni cek gu?”

Cek gu: “apa kate faris coba lagi, sebelum itu jangan lupa baca bismillah (bernyanyi) semoga dimudahkan dengan sebut bismillah.”

Omar dan faris:” ooooooo”

Cek gu: “lepas baca bismillah tarek nafas Panjang-panjang, insyaallah kita akan rasa lebih tenang”

Omar dan faris: “iye keh cek gu, nak coba lah.”

Cek gu: “haa ingat sebelum mulai kita baca?”

Omar dan faris: “bismillah hirrahmannirrahim (bernyanyi) semoga dimudahkan, dengan sebut bismillah.”

Faris: “wah faris percaya, alhamdulillah.”

 

Setelah itu Merekapun masuk ke dalam kelas dan belajar di kelas.

Cek gu: “baiklah murid-murid, cek gu ada permainan menarik untuk semua, siapa nak main?

Semuanya: saya, saya, saya.”

Cek gu: “hehehehe, permainan pertama iyalah: Kepit galung.”

Semuanya: “oooooo”

Faris: “Omar jom.”

Omar: “okee, tapi sebelum mulai kita baca bismillah hirrahma nirrahim. (Bernyanyi) semoga dimudahkan dengan sebut bismillah”

Cek gu: “sedia mulai.”

Mereka semua mulai berlarian dan Omar dan faris pemenangnya.

Cek gu: “nampaknya semua dah berjaya lepasin permainan pertama. Permainan kedua adalah baling dan sambut”

Semuanya: “wooaaaaaa”

Faris: “Omar, faris nak sambut bola?”

Omar: “oke”

Faris: “faris dah sedia ni. Cepatlah baling.”

Omar: “ee faris, sebelum mulai kita baca?”

Faris: “heheheh”

Omar dan faris: “bismillah hirrahma nirrahim, (Bernyanyi) semoga dimudahkan dengan sebut bismillah.”

Omar: “sedia faris?”

Faris: “sedia”

Omar pun melempar bola, ternyata bola yang di lempar Omar terlalu tingga dan membuat faris panik saat menyambutnya dan tiba-tiba Faris terjatuh karena sebuah batu dan secara kebetulan bola tersebut masuk ke dalam alat penangkap bola tersebut.

Faris: “yeeeeeeeees, alhamdulillah”

Cek gu: “baiklah murid-murid sekarang masok ke dalam permainan terakhir, dah sedia?”

Semuanya: “daaah”

Cek gu: “permainan terakhir kita hari ini ialah lewati titi sambil bawa bola pimpong.”

Semuanya: “wowww”

Faris: “Omar Faris nak mulai dulu boleh?”

Omar: “boleeh, tapi sebelum mulai kita baca? Eee faris”

 

Faris pergi langsung tanpa memperdulikan Omar. Faris mencoba melewati jembatan sambil bernyanyi dan akhirnya faris tidak seimbang dan terjatuh.

Faris: “(bernyanyi) faris suka jambaran, untuk jalan di titi, sambal membawa bola, wowwww.

Omar: “ee faris?”

 

Farispun mencoba lagi dan lagi melewati jembatan dengan membawa bola pimpong dan faris jatuh lagi mencoba lagi dan jatuh lagi, setelah sekian banyak faris tak bisa melewati jembatan tersebut dan jatuh lagi, bola pimpong tersebut berguling ke arah kaki Omar dan Omar mengambil bola tersebut.

Faris: “iiiiih asik tak berjaya jee?”

Omar: “faris, ingat tak pesan cek gu tadi?”

Cek gu: “(haa ingat sebelum mulai kita baca? Bismillah hirrahma nirrahim)”

 

Faris dan Omar mengulanginya kembali.

Omar dan Faris: “Semoga dimudahkan, dengan sebut Bismillah”

 

Dan akhirnya faris dapat menyelesaikannya dengan baik.

Faris dan Omar: “faris suka jambaran tapi perlu bertenang, memehon pertolongan, insyaallah senang.”

Omar: “faris… faris Berjaya.”

Kawan-kawan:  “waaaaah hebatnya farisss.”

Faris: “yeeeeeeeeees”

Semuanya: “alhamdulillah”

Faris: “terima kasih Omar, lepas ni faris akan ingat jasa engkau tuk baca bismillah”

Semua: “semoga dimudahkan, dengan sebut bismillah.”

Tamat

 

 

Omar dan Hana: “assalammualaikum, bila kita baca bismillah, insyaallah semua jadi senang, heheh alhamdulillah”

Tart Buah Hana

Suatu hari, Papa Mama sedang membuat tart buah di dapur. Omar dan Hana pun datang dan bertanya.

Omar: papa mama, buat apa tu?

Papa: papa, mama nak buat tart buah

Hana: tart buaaah? sedapnya Hana suka tart buah

Oamr: Omar nak tolong buat?

Hana: uuuuh Hanapun Hanapun

Mama: boleh, jum buat sama- sama

Hana: (bernyanyi) tolong, tolong, Hana tolong buat tart buah

Omar:   beri-   beri,   Omar  beri kepada mama

Mama: mari buat tart buah

Papa: beri kepada semua

Oamr dan Hana: haaaah?

Papa dan mama: mari sedekah satu ibadah.

Tart buah itu akan dibagikan ke semua orang di masjid. Tapi Hana takut tidak mendapat bagian. Hana suka tart buah.

Hana: sedekah??? Tapi?? Hana suka tart buah, kalau bagi orang habis lah tart buah Hana.

Papa: Hana bila Hana sedekahkan tart buah yang Hana suka, itulah sebaik-baik sedekah

Hana: ooooo oke

Mama: tak pe mama buat banyak, kalau ada lebih nantik Hana ambil lah

Hana: yeeee alhamdulillah

Papa: nantik kita antar tart buah ni ke masjid yaaa?

Oamr dan Hana: okee

 

Setelah tart buah selesai dibuat, mereka semua pergi ke masjid.

Hana: mama, lepas sedekah Hana boleh ambil tart buah juga kan?

Mama: boleeeh.

 

Omar Hana bertemu dengan teman-temannya di masjid. Omar Hana lalu membagikan tart buah kepada teman-temannya.

Kawan-kawan: Omar, Hana

Omar dan Hana: kawan-kawan (sambil melambai)

Kawan-kawan: waaaah sedapnya bau apa tu?

Hana: tart buah

Omar: ini nak sedekah, nak tak?

Kawan-kawan: nak, naaak

Indra: indra juga mau.

Omar: nah sorang satu tau.

Indra: asik-asik

Kawan-kawan: terima kasih (pergi meniggalkan Omar dan Hana)

 

Lalu ada seorang anak memintak kepada Hana tart buahnya, lalu Hana memberikannnya. Dan anak itu pun pergi berlari tanpa berterima kasih.

Hana: tak cakap terima kasih pun

 

Omar Hana pun membagi-bagikan tart buah kepada semua orang yang ada di masjid sambil bernyanyi.

Omar dan Hana dkk: (bernyanyi) beri-beri, kami beri untuk sedekah, terima kasih anak-anak pak chik gembira, kami beri tart buah, beri untuk sedekah, mari semua ambil tart buah.

 

Tart buah tinggal sedikit. Lalu tiba-tiba anak kecil tadi datang lagi dan meminta tart buah lagi.

Hana: haah, tinggal sikit jee

Hana: “iihhh dya lagi, kan dah dapat tadi.”

Omar: “Hana ingat tak papa cakap tadi?”

Hana: “tapi dia dah ambil tadi”

Omar: “Hana tak baik bekira!”

Hana: “okee (memberikan tart di tangan Hana)”

Omar: “baiknya adik abang”

Hana: “tengok tu tak ada cakap terima kasih lagi”.

Omar: “alhamdulillah semua dah dapat tart buah”.

Hana: “ye yee ada lebih (tiga buah sisa tart Hana)”

 

Kawan-kawan Omar dan Hana bermain kerjar-kejaran dan menyenggol Hana yang sedang memegang tart buah dan membuat tart buah Hana jatuh dan hanya satu yang tersisa. Tiba-tiba anak kecil tadi datang lagi dan meminta tart buah lagi.

Hana: “tak boleh ini tart buah Hana,”

Omar: “Hana bagilah”

Hana: “tapi… dia dah ambil dua kali”

Omar: “Hana, ingat tak papa cakap apa?”

Papa: “(bila Hana sedekahkan tart buah yang Hana suka itulah sebaik-baik sedekah)”

Hana: “mmmmm nah”.

Omar: “baiknyaa adik abang”

 

Hana pun memberikan tart buah dengan terpaksa. Anak kecil itupun pergi lari kembali dan Hana pun mengikutinya dari belakang dan Hana melihat adik kecil tadi ingin memberikan tart buah tadi kepada mamanya dan mamanya menjawab makanlah menggunakan bahasa isyarat. Anak kecil tadi pun melihat Hana di belakangnya dan pergi menemui Hana dan berterima kasih kepada Hana lalu memberikan tart buah tadi kepada Hana menggunakan bahasa isyarat.

Hana: “untuk Hana? Waaaaah terima kasih, Hana suka tart buah, jum makan sama-sama. alhamdulillah”.

Hana pun memotong tart buah menjadi dua bagian. Mereka pun makan bersama. Ternyata anak kecil itu bisu / tidak bisa bicara.

Tamat.

 

Omar dan Hana: “assalammualaikum, hai, kawan- kawan tau tak? Bila kita sedekahkan apa yang kita suka, itulah sebaik-baik sedekah, ehhhe Alhamdulillah”.

Kisah Omar dan Mimi

Suatu hari, di sekolah Omar sedang ada tugas untuk memperkenalkan hewan peliharaan masing-masing.

Lisa: “Dan sebab tu Lisa suka tupai, dan kelinci, dan burung, dan laba-laba

Buk guru: oke terima kasih, lisa dah boleh masukkan semuanye ke dalam sangkar semula. Sekarang giliran Omar.

Omar pun mendapat giliran untuk maju ke depan kelas dan memperkenalkan Mimi, kucing peliharaan Omar.

Omar: assalammualaikum semua

Semuanya: waalaikum salam

Omar:   hari ini Omar akan memperkenalkan mimi, kawan- kawan tau tak dulu Omar tak sukak mimi

Semuanya: hah, kenape?

 

Lalu Omar menceritakan kisah Omar bersama Mimi. Awal mulanya, Omar sekeluarga berjalan di kota. Hana melihat seekor anak kucing di dalam kardus yang di telantarkan.

Hana: eee, mama mari sini, sini, sini, ade anak kucing, kucing, kucing, kucing, kucing

Mama dan papa: aaaaaa

Hana: jom kita sama-sama jaga kucing ini, bila kita jaga kucing dapat pahala

Omar: aaa? Tapi Omar tak suka kucing

Mama: tak pe, nantik mesti Omar sayang dia.

 

Lalu mereka membawa kucing ke rumah dan merawatnya. Sesampainya di rumah. Hana asik bermain dengan Mimi. Omar lalu mengajak Hana untuk bermain bersama. Tapi Hana asik bermain bersama Mimi.

Omar: “Hana jom main”

Hana:   (terlalu sibuk bermain dengan mimi dan tidak mendengarkan Omar)

 

Omar lalu mencari boneka dinasaurusnya di kamar dan tidak menemukannya, sehingga Omar ke ruang tamu ada mama, papa dan Hana sedang bermain dengan Mimi, dan membuat Omar geram karena mimi bermain dengan dinasaurusnya Omar.

Di sore hari Omar pergi ke ruang tamu ada papa, mama, Hana, dan mimi, Lalu Omar melihat bantalnya yang sudah tergeletak dilantai dan ada beberapa bulu mimi di sana, lalu Omar marah.

Omar: iiiiiiiiih.

Papa: eh kenapa Omar?

Omar: tengok ni habis bantal Omar, ini mesti kucing tidur sini

Papa: (bernyanyi) “Omar bertenanglah”,

Omar: “tak nak, tak nak”

Papa: “kucing tidak tahu”

Hana: “betul, betul”

Omar: “tengoklah bantal Omar ada bulu kucing

Mama: sabarlah Omar sayang boleh bersihkan, maafkan lah kucing, kucing tidak paham, maafkanlah ia, maafkanlah kucing sama-sama gembire”.

Omar: “aaaah Omar tak nak maafkan”

Kawan-kawan: “haa, Omar tak nak maafkan mimi, aduh aduh”

Hana: sabar, abang Omar tak habis

 

Lalu omar bercerita kisah lain lagi. Suatu malam, Omar tidak bisa tidur karena di luar sedang hujan badai dan petir bersuara sangat keras.

Omar: “malam tu Omar tak boleh tidor, ada rebut petir kuat kat luar rumah.”

Disaat Omar tidak bisa tidur karena suara petir, di saatu itulah mimi masok ke kamar dan membuat Omar ketakutan, lalu akhirnya Omar menyadari kalu itu adalah Mimi, dan Mimi pun pergi tidur di tempat Omar dan Omar pun selalu membelakanginya, lama-kelamaan mimi mulai bersikap lucu dan Omar ketawa karenanya, tiba-tiba petir pun menyambar dan membuat Omar terkejut dan langsung memeluk mimi, dan membuat diri Omar merasa tenang. Omar pun akhirnya bisa tidur.

Keesokan paginya, setelah bangun tidur, Omar mencari-cari Mimi yang hilang dari tempat tidur.

Omar: eeh mana kucing? Omar cari merata-rata tapi tak jumpe. (bernyanyi) kucing pigi mane, mane? Omar rindu kucing, rindu, rindu.

Ternyata Mimi sudah bangun dan sedang berada di ruang TV. Omar pun menemukannya.

Omar: Haaaa, mi, mi nama wak mimi Mimi!

Jadi sekarang Omar dan mimi kawan baik. Omar jadi suka sama kucing. Teman-teman pun salut dengan Omar.

Omar dan Hana: (bernyanyi) kami suka kucing, sama-sama gembire, sama-sama gembire.

 

Tamat.

 

Assalammualaikum, haa kawan- kawan tau tak? Kite rasa gembira, bile ada kucing dirumah, macam abang Omar gembira bile ada mimi, hehe Alahamdulillah.

Abang Omar Dulu

Suatu hari, Omar, Hana, Papa dan Mama sedang berada di rumah Atuk Nenek. Mereka hendak makan bersama.

Omar dan Hana: “mmm sedap nya bau”

(Papa menuangkan air minuman ke cangkir atok)

Atok: “terima kasih”

Papa: “sama-sama”

Omar: “papa! Omar nak juga!”

Papa: “kejab ya Omar, papa nak beri nenek dulu!”

Omar: “tapi Omar haus?”

Mama dan papa bernyanyi: “ohaiyo bersabarlah, beri nenek dulu, utamakan yang lebih tua sabarlah menunggu, homat pada yang lebih tua, utamakan yang lebih tua, hormati mereka

Omar: (dalam pikiran Omar) “mmm hormati yang lebih tua?

Omar lalu membayangkan Hana yang selalu mendahulukan Omar, karena Omar lebih tua daripada Hana.

Hana: “nah abang Omar dulu! Abang Omar dulu, abang Omar dulu lah”.

Asiknya Omar membayangkan sampai lupa untuk makan dan berdoa sebelum makan.

Mama: “Omar. Omar? Jum berdoa?”

Omar: “hehehe”

Papa: “Bismillahirrahmanirrahim”

 

Setelah makan, Omar dan Hana pun bermain di ruang keluarga. Mereka asik melukis bersama.

Hana: (bernyanyi) “melukis bulat jadi muka, dua segitiga”

Omar: “Hana lukis apa tu?”

Hana: “(bernyanyi) “bulat-bulat jadi muka. Eeh mana warna kelabu? Haa itu dia!”

Omar: “eeh abg Omar guna dulu lah, sebab abg Omar lebih tua dari pada Hana!”

Hana: “ooo iyelah oke”.

 

Setelah itu, mereka main di halaman rumah. Papa sedang membuat layang-layang untuk Omar dan Hana.

Hana: “huft penatnya, Hana nak main lain lah”

Papa: “Omar, Hana mari sini! Papa nak tunjuk sesuatu. Taraaa!”

Omar dan Hana: “wow layang- layang, terima kasih papa”

Papa: “sama-sama, haa jum main”

Omar: “Hana, abang Omar main dulu lah, sebab abang Omar kan lebih tua”

Papa: “Omar, Hana kita main sama-sama ya!”

 

Omar lalu main layangan lebih dulu.

Omar     dan    Hana:    bernyanyi “subhanallah wa cantiknya indah suasana, berlari-lari sini sana

Setelah Omar main, Hana juga ingin main layangan. Lalu angin pun bertiup kencang dan membuat layang-layang tersebut tersangkut di atas pohon.

Hana: “abang Omar Hana nak juga? Hana pulak, Hanak pulak lah!

Omar: Kejab laa, eeh?”

(angina pun bertiup kencang dan membuat layang-layang tersebut tersangkut di atas pohon)

Omar: “alamak papa?”

Hana: “alah, Hana nak main”

Papa: “mmmm tak pe nanti papa betulin yee?”

Hana: “eeee. Tapi Hana nak main layang-layang”

Papa: “papa kate? Omar dan Hana main? Mmmmm?”

 

Lalu Atok memanggil Omar dan Hana. Atok baru saja membuat ayunan buayan. Omar lalu mau main ayunan/buayan lebih dulu.

Atok: “Omar, Hana tengok ni!”

Omar dan Hana: “waaah cantiknya buayan. Terima kasih atok”

Omar: “abang Omar main dulu hehe”

Hana: “alaah asik abang Omar jee? Bagilah Hana main?”

Omar: “kejab lah Hana abang Omar kan lebih tua”

Hana: “iiih abg Omar ni??”

Atok: “Omar, Hana mari main sama-sama, tak elok bertengkar. Omar bagi Hana main sekejab, kasian Hana tak dapat main dari tadi”

Omar: “tapi atok? Omar kan lebih tua jadi Omar lah main dulu”

Atok: “Omar yang muda emang harus menghormati yang tua dan yang tua harus sayang yang muda”

Omar: “oooo”

Atok: (bernyanyi) “nabi pernah berpesan utamakan yang tua dan kasihi yang muda sayangi  mereka. Atok sayang Omar dan Hana

Omar dan Hana (bernyanyi): “kami juga sayang atok.”

Omar, Hana, atok (bernyanyi): “sayang sama-sama”

Hana: “terima kasih abg Omar, terima kasih atok”

Omar dan atok: “sama-sama”

Papa: “Omar Hana, layang-layang ndah siap (sambil memberikan layang-layang kepada Omar)”

Omar: “nah Hana boleh main dulu, sebab abang Omar sayang Hana, hihihi. “

Omar, Hana papa, atok(bernyanyi): “sayangilah yang lebih mude, hormati yang lebih tue, Allah sayang kite. Sayang yang muda, hormat yang Lebih tua, Allah sayang kite.”

 

Omar akhirnya mau berbagi kepada Hana. Tamat.

 

Omar dan Hana: “(Assalammualaikum, hai, kawan-kawan tau tak? Bila kite sayangi yang mude, kite hormati yang tue, Allah pasti akan sayang kite, jum saling hormat- menghormati dan saling menyayangi. Alhamdulillah.)”