Coming Soon…
Coming Soon…
Coming Soon…
Coming Soon…
Suatu malam, Faris telah selesai makan malam. Lalu Faris mencuci tangan dan Mamanya memintanya untuk menggosok gigi. Tapi Faris tidak mau menggosok gigi. Padahal dia sudah merasa giginya sudah sakit.
Keesokan paginya, Omar, Hana, Faris dan Indra sedang asik makan biskuit coklat. Omar pun bertanya kepada Faris yang ada di sampingnya kenapa tidak mau makan biskuit coklat. Faris pun menolak makan biskuit coklat karena dan beralasan bahwa dia tidak lapar. Setelah itu Faris merasakan sakit gigi. Indra pun menyebut bahwa Faris tidak mau makan karena sakit gigi. Lalu Mama Omar Hana pun melihat gigi Faris dan mengatakan bahwa Faris harus ke dokter gigi untuk memeriksakan giginya. Mama pun lalu menelpon Mama Faris untuk memeriksakan gigi Faris ke dokter gigi.
Keesokan harinya Faris pergi ke dokter gigi bersama Mamanya. Faris merasa ketakutan giginya akan dicabut. Faris pun menyesali kebiasaanya dia yang jarang menggosok gigi setelah makan kue. Lalu giliran Faris untuk diperiksa giginya. Di dalam Faris pun merasa nyaman dengan ruangan dokter gigi, banyak mainan kesukaan Faris. Faris pun tidak merasa ketakutan lagi selama diperiksa. Dokter pun memeriksa gigi Faris
Bersihkan, bersihkan kotoran. Tampakan gigi yang berlubang. Wah seronoknya gigi Faris bersih. Bagusnya, jadi seperti Nabi Muhammad. Bila jaga kebersihan, sehat tubuh badan, mari kita amalkan.
Setelah gigi Faris diperiksa dan dibersihkan, Faris pun berjanji untuk rajin gosok gigi. Faris pun senang.
Tamat.
Suatu hari, Omar dan Hana sedang bermain menjadi tentara yang sedang bertempur melawan monster lipan. Namun lipan itu mengejar mereka, Omar Hana pun lari ketakutan. Lalu Mama menyemprotkan obat serangga dan lipan itu pun mati. Lalu Mama pun berpamitan kepada Omar Hana dan Papa karena Mama ingin pergi bersama temannya. Mama berpesan kepada Papa bahwa daftar pekerjaan rumah ditempel di kulkas.
Papa pun melihat daftar pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. Ada banyak sekali pekerjaan rumah yang harus dikerjakan, Papa pun lemas. Omar Hana lalu menghiburnya dengan bernyanyi:
Janganlah risau Papa Omar Hana kan ada. Semoga kan jadi mudah. Jom buat kerja rumah.
Papa pun mulai mengerjakan pekerjaan rumah. Sedangkan Omar Hana sedang asik bermain di rumah. Mainan mereka berserakan di semua sisi rumah. Lalu Omar Hana mendatangi Papa dan minta makan kepada Papa. Papa pun menggoreng sesuatu untuk dimakan. Tapi minyak goreng panas meledak-ledak dan muncrat kemana saja. Papa Omar dan Hana pun ketakutan terkena cipratan minyak panas. Papa Omar dan Hana pun merindukan Mama. Karena mereka semua tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah. Mereka lalu menyelesakan pekerjaan rumah bersama-sama. Cuci piring, lipat baju dan memasak.
Terima kasih Mama buat kerja rumah buat tiap hari semua untuk kami. Terima kasih Mama terima kasih Mama moga Allah balas segala jasamu.
Malam pun tiba. Mama pun akhirnya pulang. Semua pekerjaan telah dikerjakan semua dengan baik oleh Papa Omar dan Hana. Makan malam pun juga sudah tersedia. Mama pun bahagia:
Terima kasih semua kerana tolong Mama. Moga Allah balas jasa. Aamiin Alhamdulillah.
Tamat.
Suatu pagi, Cikgu Laila bangun tidur lalu segera bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah untuk mengajar anak-anak. Sesampainya di sekolah Cikgu Laila berdoa terlebih dahulu sebelum mulai bekerja:
Semoga urusan hari ini dipermudahkan, aamiin.
Lalu murid-murid pun mulai berdatangan, termasuk Omar dan Hana. Tapi Nuru datang dengan sangat lemas tidak bersemangat. Cikgu Laila pun menyemangatinya. Setelah semua murid-murid masuk kelas, pelajaran pun dimulai. Cikgu Laila mulai mengajar matematika penjumlahan sambil bernyanyi dan meminta murid-murid membayangkan:
Tujuh apel makan tiga, berapa biji apel yang tinggal?
Murid-murid pun menjawab “empat”. Tapi mereka heran karena tidak ada apel. Cikgu Laila pun menggantinya dengan membayangkan jari:
Tujuh jari simpan tiga, ada berapa jari yang tinggal?
Murid-murid pun menjawab “empat”. Murid-murid pun paham.
Lalu Cikgu Laila meminta untuk mengerjakan tugas pengurangan di buku. Tapi banyak murid-murid yang bertanya kepada Cikgu Laila dan memanggil-manggil Cikgu Laila. Cikgu Laila pun pusing. Dia merasa gagal menjadi guru yang baik. Lalu Cikgu Laila menarik nafas panjang agar bisa kembali bersemangat dalam mengajar. Melihat hasil karya murid-murid, Cikgu Laila pun kembali bersemangat.
Setelah jam pulang sekolah, semua murid-murid pun pulang. Sesampainya di rumah, CIkgu Laila pun beristirahat.
Omar Hana memberi pesan kepada kita:
Assalamualaikum. Kawan-kawan, hebat kan Cikgu? Penat jaga kami semua, tapi Cikgu tetap ada sampai berjaya. Jadi ucapakan: Terima kasih Cikgu. Alhamdulillah.
Tamat.
Suatu hari Omar Hana sedang menggambar di dalam rumah. Sedangkan Papa sedang sibuk mencari-cari tiket pesawat yang hilang. Omar Hana lalu menunjukkan gambarnya kepada Papa. Tapi karena Papa sedang sibuk, Papa tidak memperhatikan mereka. Omar dan Hana pun kesal. Setelah tiket ketemu, Papa lalu meminta maaf kepada Omar Hana dan berpamitan kepada mereka. Omar dan Hana pun semakin kesal karena ditinggal Papa. Mereka menganggap Papa tidak sayang dengan Omar Hana.
Lalu Mama menasihati Omar dan Hana:
Papa bekerja untuk kita hidup selesa. Papa sentyasa sayang kita. Papa sediakan rumah selesa. Papa belikan pakaian kita. Makan minum Omar Hana Papa jaga.
Sebab itu Papa harus bekerja. Sebab Papa sayang kita. Omar dan Hana pun paham.
Hari menjelang sore. Omar dan Hana menunggu Papa Pulang. Mama pun memberitahu kepada Omar Hana bahwa Papa tidak pulang malam ini. Omar Hana pun kaget. Mereka merindukan Papa. Lalu Mama memberikan baju Papa kepada mereka untuk mengobati kerinduan Omar Hana. Lalu terdengar suara telpon berbunyi. Ternyata Papa menelpon. Mereka lalu video call bersama-sama.
Keesokan paginya, Mama membangunkan Omar Hana yang masih tidur. Mama memberitahu mereka bahwa Papa akan segera pulang. Omar dan Hana langsung bangun dengan perasaan sangat gembira. Mereka lalu mendoakan Papa agar selamat sampai rumah:
Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai’un fil ardhi wa la fis samaa’i wahuwas sami’ul alim. Semoga Allah lindungi Papa sentiasa. Nak balik rumah jumpa semua. Tak sabar nak jumpa keluarga.
Hari menjelang siang, hujan pun turun dengan lebat. Mereka khawatir Papa belum juga pulang. Lalu tiba-tiba lampu mati. Mereka berteriak ketakutan. Tiba-tiba seseorang membuka pintu rumah dan membuat mereka ketakutan. Ternyata yang datang adalah Papa. Omar dan Hana lalu berlari ke arah Papa dan langsung memeluknya.
Lalu mereka pun makan bersama dengan rumah yang gelap gulita karena mati lampu. Mereka hanya menggunakan lilin. Mereka lalu berdoa bersama:
Semoga Allah lindungi Kami sentiasa. Berkati kami selamanya. Alhamdulillah.
Tamat.
Suatu hari, Omar, Hana, Papa dan Mama sedang berlibur di pantai. Mereka bermain istana pasir sambil bernyanyi:
Seronoknya hari ini dapat berkilah bersama keluarga. Jom kita bila istana. Oh bersama gembiranya.
Lalu hana menemukan sesuatu terkubur di pasir. Hana mengira itu adalah kerang yang sangat besar. Namun setelah diambil ternyata itu adalah sampah. Lalu Mama menyuruh Hana untuk membuangnya ke tempat sampah.
Dari kejauhan, Omar memanggil Hana untuk ikut berenang bersama Omar dan Papa di panta. Saat Papa menyelam lalu naik lagi ke permukaan, ada sampah plastik di kepala Papa. Mereka kaget ternyata di air laut ada banyak sekali sampah. Mama lalu mengajak semua untuk memungut sampah. Mereka lalu membersihkan sampah bersama-sama sambil bernyanyi.
Jom kita kutip sampah, ambil dan buang dalam plastik ini. Bersihkan pantai kita. Ikan-ikan pasti suka.
Omar Hana baru mengetahui bahwa ternyata di laut adalah rumah untuk ikan dan hewan laut. Papa lalu menjelaskan kepada mereka dan mengingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Lalu Omar melihat sampah yang besar di laut. Lalu Papa mendekatinya, ternyata itu adalah penyu yang tersangkut sampah. Papa lalu mengambil dan membawanya ke pinggir pantai. Mereka lalu menyelamatkan penyu itu dari sampah-sampah yang menyangkut. Tapi masih ada sampah tali yang tersangkut di mulutnya. Papa menarik tali itu agar lepas dari dalam perutnya. Omar Hana sangat sedih melihat penyu kesakitan.
Akhirnya semua sampah berhasil dilepaskan dari penyu malang itu. Mereka lalu melepaskan kembali penyu itu ke laut. Omar Hana pun senang.
Tamat.
Suatu hari di sekolah cikgu Laila memberi pelajaran tentang “adab pinjam barang” sambil bernyanyi:
Bila nak guna barang yang bukan milik kita, mintalah izin pemiliknya. Cikgu nak pinjam ni boleh? Boleh ambilah. Hormat menghormati Allah suka.
Setelah itu murid-murid diberi tugas untuk menggambar. Ketiga sedang menggambar, pensil warna Hana pun patah. Hana lalu ingin meminjam rautan pensil milik sarah. Dia lalu meminta izin kepada Sarah untuk pinjam, dan diizinkan oleh sarah. Setelah selesai menggunakan rautan, Hana lupa mengembalikannya.
Hana lalu meminjam penghapus milik Sufi. Sufi pun mengizinkannya untuk meminjam. Hana lalu meminjam barang lain milik semua temannya, Faris, Nuru hingga barang-barang yang dipinjammnya menumpuk di tangannya. Ketika melewati Sarah, Hana ingin meminjam lagi barang milik Sarah. Sarah menyembunyikan barang miliknya agar tidak diambil oleh Hana. Namun Sarah belum memberikan izin, Hana langsung mengambilnya.
Sesampainya di rumah, Hana menunjukkan barang-barang yang dipinjamnya kepada Papa. Ada banyak sekali barang yang dipinjam Hana. Papa pun heran dengan barang-barang Hana yang banyak. Lalu Papa bertanya, milik siapa barang itu? Hana pun menjawab bahwa barang-barang itu milik teman-teman. Hana menganggap barang yang dipinjammya adalah barang milik Hana karena sudah meminta izin.
Papa lalu menjelaskan kepada Hana bahwa barang-barang itu milik teman-teman, bukan milik Hana:
Bila nak pinjam barang yang bukan milik kita, pulangkan pada pemiliknya. Hormat menghormati Allah suka.
Hana pun mengerti dan akan mengembalikan barang-barang pinjaman itu.
Keesokan paginya, di sekolah Hana ingin mengembalikan barang-barang yang dipinjamnya kepada teman-temannya. Namun teman-teman Hana lari dan bersembunyi. Mereka tidak ingin barang miliknya dipinjam lagi, karena tidak dikembalikan. Cikgu Laila lalu membantu Hana untuk meminta maaf dan mengembalikan barang-barang itu:
Hana nak minta maaf kawan-kawan semua, Hana ingat ni Hana punya. Minta maaf ya, Hana tak sengaja. Sarah maafkan tak mengapa.
Wahai kawan-kawan janganlah kita lupa, barang dipinjam pulangkan semula. Menghormati orang lain akhlak yang mulia. Jom kita bersama hormat semua. Nak pinjam boleh, tapi jangan lupa pulangkan semula.
Semua teman-teman Hana pun memaafkan Hana. Hana pun senang.
Tamat.