Cikgu Laila

Suatu pagi, Cikgu Laila bangun tidur lalu segera bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah untuk mengajar anak-anak. Sesampainya di sekolah Cikgu Laila berdoa terlebih dahulu sebelum mulai bekerja:

Semoga urusan hari ini dipermudahkan, aamiin.

 

Lalu murid-murid pun mulai berdatangan, termasuk Omar dan Hana. Tapi Nuru datang dengan sangat lemas tidak bersemangat. Cikgu Laila pun menyemangatinya. Setelah semua murid-murid masuk kelas, pelajaran pun dimulai. Cikgu Laila mulai mengajar matematika penjumlahan sambil bernyanyi dan meminta murid-murid membayangkan:

Tujuh apel makan tiga, berapa biji apel yang tinggal?

Murid-murid pun menjawab “empat”. Tapi mereka heran karena tidak ada apel. Cikgu Laila pun menggantinya dengan membayangkan jari:

Tujuh jari simpan tiga, ada berapa jari yang tinggal?

Murid-murid pun menjawab “empat”. Murid-murid pun paham.

 

Lalu Cikgu Laila meminta untuk mengerjakan tugas pengurangan di buku. Tapi banyak murid-murid yang bertanya kepada Cikgu Laila dan memanggil-manggil Cikgu Laila. Cikgu Laila pun pusing. Dia merasa gagal menjadi guru yang baik. Lalu Cikgu Laila menarik nafas panjang agar bisa kembali bersemangat dalam mengajar. Melihat hasil karya murid-murid, Cikgu Laila pun kembali bersemangat.

 

Setelah jam pulang sekolah, semua murid-murid pun pulang. Sesampainya di rumah, CIkgu Laila pun beristirahat.

 

Omar Hana memberi pesan kepada kita:

Assalamualaikum. Kawan-kawan, hebat kan Cikgu? Penat jaga kami semua, tapi Cikgu tetap ada sampai berjaya. Jadi ucapakan: Terima kasih Cikgu. Alhamdulillah.

 

Tamat.