Suatu hari Omar Hana sedang menggambar di dalam rumah. Sedangkan Papa sedang sibuk mencari-cari tiket pesawat yang hilang. Omar Hana lalu menunjukkan gambarnya kepada Papa. Tapi karena Papa sedang sibuk, Papa tidak memperhatikan mereka. Omar dan Hana pun kesal. Setelah tiket ketemu, Papa lalu meminta maaf kepada Omar Hana dan berpamitan kepada mereka. Omar dan Hana pun semakin kesal karena ditinggal Papa. Mereka menganggap Papa tidak sayang dengan Omar Hana.
Lalu Mama menasihati Omar dan Hana:
Papa bekerja untuk kita hidup selesa. Papa sentyasa sayang kita. Papa sediakan rumah selesa. Papa belikan pakaian kita. Makan minum Omar Hana Papa jaga.
Sebab itu Papa harus bekerja. Sebab Papa sayang kita. Omar dan Hana pun paham.
Hari menjelang sore. Omar dan Hana menunggu Papa Pulang. Mama pun memberitahu kepada Omar Hana bahwa Papa tidak pulang malam ini. Omar Hana pun kaget. Mereka merindukan Papa. Lalu Mama memberikan baju Papa kepada mereka untuk mengobati kerinduan Omar Hana. Lalu terdengar suara telpon berbunyi. Ternyata Papa menelpon. Mereka lalu video call bersama-sama.
Keesokan paginya, Mama membangunkan Omar Hana yang masih tidur. Mama memberitahu mereka bahwa Papa akan segera pulang. Omar dan Hana langsung bangun dengan perasaan sangat gembira. Mereka lalu mendoakan Papa agar selamat sampai rumah:
Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai’un fil ardhi wa la fis samaa’i wahuwas sami’ul alim. Semoga Allah lindungi Papa sentiasa. Nak balik rumah jumpa semua. Tak sabar nak jumpa keluarga.
Hari menjelang siang, hujan pun turun dengan lebat. Mereka khawatir Papa belum juga pulang. Lalu tiba-tiba lampu mati. Mereka berteriak ketakutan. Tiba-tiba seseorang membuka pintu rumah dan membuat mereka ketakutan. Ternyata yang datang adalah Papa. Omar dan Hana lalu berlari ke arah Papa dan langsung memeluknya.
Lalu mereka pun makan bersama dengan rumah yang gelap gulita karena mati lampu. Mereka hanya menggunakan lilin. Mereka lalu berdoa bersama:
Semoga Allah lindungi Kami sentiasa. Berkati kami selamanya. Alhamdulillah.
Tamat.