Air Habis?

Suatu malam, Omar dan Hana sedang gosok gigi sebelum tidur. Tapi mereka malah main-main air, air dinyalakan terus menerus. Mama pun datang dan menegurnya dengan bernyanyi:

Mari coba bayangkan jika air sudah habis, kita tak boleh mandi dan tak boleh gosok gigi.

Omar Hana pun mengerti. Mereka lalu bergegas tidur.

 

Pagi harinya, Omar sedang menggosok gigi dan menyalakan air terus menerus. Hana datang dan menegur untuk hemat air. Omar pun menyangkal, kalau hemat air jadi tidak bisa main air, kata Omar sambil bermain air. Hana pun akhirnya ikutan bermain air. Tiba-tiba air keran mati. Omar yang masih gosok gigi pun panik, karena dia tidak bisa kumur-kumur. Hana pun mengadu kepada Mama. Mama pun memberitahu bahwa Mama masih menyimpan air cadangan.

 

Lalu di luar mulai turun hujan. Omar dan Hana langsung mengambil ember lalu menaruhnya di halaman belakang. Mereka jadi mempunyai cadangan air lebih banyak lagi. Setelah itu, mereka mau pergi makan. Sebelum makan, mereka mencuci tangan dengan air cadangan. Tapi omar lupa menutup keran air, sehingga air habis.

 

Setelah selesai makan, Omar dan Hana ingin mencuci tangan lagi. Tapi ternyata air cadangan sudah habis karena Omar lupa menutup keran air. Air cadangan lain pun juga sudah habis untuk dipakai Mama mencuci baju.

 

Lalu dari luar rumah terdengar suara truk tanki pembawa air bersih. Mereka lalu mengambil air dari truk tangki. Tapi sebelumnya Mama menasihati Omar Hana untuk berhemat air.

Mari kita jimat air tanda kita syukur kepada Allah. Marilah sama-sama. Mari kita jimat air tanda kita syukur kepada Allah.

Omar Hana pun mengerti. Mereka senang masih bisa mendapatkan air lagi.

 

Lalu Omar Hana berpesan kepada kita semua:

Assalamualaikum, kawan-kawan tau tak? Kalau kita mubadzir air, nanti air habis. Sebab tu kita senantiasa hemat air. Allah pun suka. Alhamdulillah.

 

Tamat.